"CAMP TAWANAN"
Pembagian Peran :
1. Ahmad Rifai berperan sebagai Kapten Shiroi Yasha (Falintil)
2. Dwina Isa Saskia berperan sebagai Letnan Hitori (Falintil)
3. Fidya Arsy Karina berperan sebagai Letnan Hiroi (Falintil)
4. Mochammad Irfan Listanto berperan sebagai Komandan Irfan (Kopassus RI)
5. Putri Nurhayati Pertami berperan sebagai Kapten Putra (Kopassus RI)
6. Siti Auliatunnisa sebagai Sersan Atan (Kopassus RI)
7. Yesica Setiawan sebagai Menteri Pertahanan Indonesia
*Falintil adalah nama Tentara Timor timur
(Falintil menculik Menteri Pertahanan Indonesia saat sedang berolahraga)
1975. Warga Timor Timur memanas setelah penolakan keputusan yang dilakukan Pemerintah Indonesia, untuk tidak memisahkan Timor Timur dengan Indonesia. Falintil atau tentara Timor Timur tetap mencari cara agar dapat memisahkan diri dari Indonesia. Dengan siasat tidak baik, Falintil menculik Menteri Pertahanan Indonesia.
Kabar ini terdengar sangat cepat oleh Pemerintah dan Tentara Nasional Republik Indonesia. Sekaligus menjadi kabar duka atas penyanderaan yang dilakukan. Satu tim anggota Kopassus RI yang beranggotakan tiga orang ditugaskan untuk melaksanakan Misi Penyelamatan.
(Komandan menelepon anak buahnya)
Komandan : "Selamat Siang, Komando!"
Kapten : "Selamat Siang, siap Komando!"
Komandan : "Tugas Negara siap datang ke Markas, laksanakan!"
Kapten : "Siap Komando, laksanakan."
Komandan : "Beri tahu Sersan Atan!"
Kapten : "Siap."
(Kapten Putra mengabarkan Sersan Atan)
Kapten : "Selamat siang Sersan. Tugas Negara siap datang ke Markas."
Sersan : "Siap laksanakan."
(Falintil mengikat, menyandera, serta menyiksa Menteri Pertahanan Indonesia)
Letnan : "Kamu tahu kenapa kami menculik kamu?"
Menteri : "Apa yang kalian mau?lepaskan saya!"
Letnan : "Kami ingin Indonesia dan Timor Timur menjadi negara yang berbeda. Kami ingin
berdiri sendiri di tanah moyang kami!"
Menteri : "Gatau diri! Kalian tidak mungkin bisa seperti ini tanpa kami!"
Kapten : "Banyak Omong!" (menampar Menteri)
Sementara itu di Markas Kopassus, Komandan memberikan pengarahan dan briving strategi.
Komandan : "Selamat sore."
Kapten & Sersan : "Sore."
(Komandan menggambarkan Strategi Penyelamatan di papan tulis)
Komandan : "Ada pertanyaan?"
Sersan : "Berapa hari kita melaksanakan tugas?"
Komandan : "Satu hari. Ingat! Lebih baik pulang nama daripada gagal dalam tugas!"
Kapten : "Siap Komandan! Saya siap memberikan yang terbaik untuk negara!"
Komandan : "Baik. Bawa senjata dan perlengkapan kalian! Anggap ini pertempuran
terakhir! Berikan yang terbaik!"
Kapten & Sersan : "SIAP."
Kopassus berangkat menuju tempat penyanderaan. Sementara itu ditempat penyendaraan.
Menteri : "Hei brengsek! Lepaskan saya! Kurang ajar kalian! Ingat! Indonesia punya
tentara hebat yang akan memburu kalian!"
Letnan Hitori : "Kami tidak takut! Saya akan membunuh kamu jika Negara Indonesia masih
tetap tidak memisahkan diri dari tanah moyang kami!"
Letnan Hiroi : "Udah tembak aja! Bunuh dia!"
Kapten : "Jangan sembarangan kalian! Ini aset berharga kita! Lepaskan dia jika kita
sudah bisa bernegara di tanah kita sendiri, paham?!"
Letnan : "SIAP."
Kopassus telah sampai di tempat yang tidak jauh dari penyanderaan.
Komandan : "Bersiap! Panggil saya Komodo, panggil Putra Badak, dan panggil Atan
Cacing!"
Kapten : "Siap Komodo! Hai Cacing ^_^
Sersan : "Badak!"
Komandan : "Ssst.. sudah. Sebelum kita melaksanakan tugas, marilah kita berdoa. Mulai..
Selesai."
Kapten : "Bismillah."
Sementara itu di lokasi penyanderaan.
Letnan Hiroi : "Sepertinya akan terjadi sesuatu hari ini."
Letnan Hitori : "Mengada-ada kamu! Santai saja! Gantian tuh jaga Ibu Menteri!"
Letnan Hiroi : "Ah elu giliran diserang musuh aja kabur!"
Kapten : "Hei Letnan! Perketat penjagaan! Saya merasa ada yang berbeda hari ini."
Sementara itu Kopassus mengamati lokasi penyanderaan yang sedang sepi. Hanya ada tiga orang Prajurit Falintil tersebut.
Cacing : "Satu mangsa dekat pintu! Dua mangsa ngobrol di dalam pos!"
Komodo : "Awasi terus Cacing!"
Badak : "Komodo!" (memberikan bahasa isyarat kepada Komodo untuk sedia mengawasi
Badak saat ia ke tempat penyanderaan)
(Terjadi perang jarak dekat antara Kapten Putra dan Letnan Hitori)
Letnan Hiroi : "Kapten! Saya melihat pantulan cahaya dari arah sana!"
Kapten : "Astaga itu Snipper cepat lari! Amankan sandra!"
Sementara itu di tempat penyanderaan Kapten Putra mencoba melumpuhkan Letnan, dan Komandan Irfan membebaskan Ibu Menteri. Sersan Atan keluar dari tempat persembunyian karena sudah ketahuan posisinya, lalu ia pergi menyusul Komandannya.
Cacing : "Komodo, Badak, Komodo, Badak May Day Danger! 20 meter dua mangsa
mendekat!"
Komodo : "Gawat! Cepat sembunyi Ibu Menteri!"
Menteri : "Baiklah. Kalian siapa?menyuruh saya sembunyi?!"
Komodo : "Saya TNI! Cepat sembunyi!"
(Komandan bersembunyi di balik pintu kemudian menghajar Kapten Shiroi yang hampir menembak Kapten Putra/Badak. Kemudian Sersan Atan berkelahi dengan Letnan Hiroi)
Komodo : "Mundur! Amankan Ibu Menteri!"
Badak : "Cacing awas di belakang!"
Sersan Atan tewas terbunuh oleh Letnan Hiroi kemudian Kapten Putra menembak Letnan Hiroi.
Badak : "Cacing gugur."
Komodo : "Innalillahiwainnailaihiroji'un. Ibu Menteri cepat!"
Komandan Irfan memerintahkan agar Kapten Putra berlari duluan menuju titik aman. Dan Komandan Irfan mencegah agar musuh tidak mengejarnya.
Komodo : "Badak cepat bawa Ibu Menteri ke tempat aman! Saya akan menahan mereka
disini!"
Badak : "Tapi?"
Menteri : "Woy buruan lari!"
Komodo : "Cepat!"
(Komandan Irfan mencegah musuh)
Komodo : "Stop! Lawan saya!"
Kapten : "Oh jadi elu Komandannya. Lu cowo? Oke tangan kosong. Letnan kejar mereka!"
Komodo : "Kalian berdua cepat! Lawan saya! Dasar lemah! Dasar payah!
Kapten : "Cepat kejar!"
Komandan Irfan dan Kapten Shiroi Fighting di tempat. Letnan Hitori mengejar Kapten Putra dan Ibu Menteri. Kemudian terjadi kembali pertempuran diantaranya.
Badak : "Ibu Menteri sembunyi!"
Letnan Hitori : "Haha mau kemana kalian? Ayo hadapi saya!"
(Kapten Putra dan Letnan Hitori bertarung. Saat Kapten Putra terpojok dan hampir mati, Ibu Menteri memukul kepala Letnan Hitori dengan keras hingga pingsan)
Akhirnya Ibu Menteri dan Kapten Putra berhasil menyelamatkan diri. Sedangkan Kapten Atan dan Komandan Irfan gugur dalam tugas bersama Falintil yang lain. Letnan tewas kehabisan darah, sedangkan Kapten Shiroi tewas tertembak oleh Komandan Irfan.
Indonesia akhirnya menyetujui Pemisahan Negara dengan Timor Timur untuk mencegah ancaman berikutnya.
SEKIAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar