MY WRITE
Selasa, 20 Desember 2016
Minggu, 29 November 2015
Contoh Kliping
KLIPING
RUMAH
ADAT JAWA BARAT
Untuk memenuhi Nilai Mata Pelajaran Pendidikan
Lingkungan Hidup
Disusun Oleh :
PUTRI NURHAYATI PERTAMI
KELAS : XI IPA 3
SMA
NEGERI 1 DRAMAGA
TAHUN
AJARAN 2015/2016
A. Rumah Adat Lengkong
Ø
Lokasi dan Lingkungan
Rumah tradisional yang terletak di Desa Lengkong,
Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan ini merupakan rumah tinggal Hasan
Maolani. Rumah tradisional ini
letaknya di tengah pemukiman penduduk yang cukup padat dan rapat. Rumah ini
merupakan satu-satunya rumah yang dibangun dengan kontruksi rumah panggung dan
bahan kayu, bambu dan atap dan genteng.
Kecamatan
Garawangi luas wilayahnya 4.073 kilometer persegi yang dihuni oleh 11.960
kepala keluarga. Jumlah penduduk 52.504 jiwa atau ratarata 1.289 jiwa/kilometer
persegi.’ Komposisi penduduk menurut jenis kelamin terdiri dan 25.971 pria dan
26.633 wanita. Penduduk Desa Lengkong berjumlah 4.076 jiwa yang terdiri dari
992 kepala keluarga. Jumlah penduduk pria 2.084 jiwa dan penduduk wanita
sebanyak 1.992 jiwa.
Desa
Lengkong terletak tiga kilometer dari Ibu Kota Kecamatan Garawangi, serta empat
setengah kilometer ke arah timur Kota Kuningan. Luas wilayah desa Lengkong 257.595 hektar dan
terletak 380 meter di atas permuka laut. Wilayah tersebut terbagi menjadi 70 %
berupa dataran dan 30 % perbukitan dengan kesuburan tanah sedang.
B. Rumah Adat Panjalin
Ø Lokasi dan
Lingkungan
Rumah adat Panjalin terletak di wilayah Desa Panjalin.
Desa Panjalin adalah sebuah desa yang berada di lingkungan Kecamatan Sumberjaya
Kabupaten Majalengka. Sejak tahun 1982, Desa Panjalin telah dimekarkan menjadi
dua desa, yaitu Desa Panjalin Kidul dan Desa Panjalin Lor. Desa Panjalin Kidul
terletak di sebelah utara wilayah Kecamatan Sumberjaya dan berbatasan langsung
dengan Kabupaten Cirebon. Adapun
batas-batas daerah Desa Panjalin Kidul antara lain
- Sebelah utara berbatasan dengan Desa Panjalin Lor Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka dan Desa Budur Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon,
- Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Panyingkiran Kecamatan Sumberjaya,
- Sebelah barat berbatasan dengan Desa Rancaputat Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka,
- Sebelah timur berbatasan dengan Babakan Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.
Secara administratif, pemerintahan Desa Panjalin Kidul
terdiri atas lima buah dusun dan 9 Rukun Warga (RW). Setiap dusun dipimpin oleh
seorang kepala dusun (Kadus) dengan membawahi sejumlah Rukun Warga (RW) dan
Rukun Tetangga (RT). Rukun Tetangga (RT) di Desa Panjalin Kidul seluruhnya
berjumlah 24 RT. Jabatan kepala dusun dipilih dan ditetapkan oleh kepala desa
yang disebut kuwu dan disyahkan oieh Bupati Majalengka dengan Surat Keputusan.
Dalam melaksanakan tugasnya, kepala dusun bertanggung jawab kepada kepala desa.
Jarak orbitrasi Desa Panjalin Kidul terhadap
pusat-pusat pemerintahan relatif tidak terlalu jauh, antara lain
- dengan ibukota Kecamatan Sumberjaya berjarak kurang lebih 5 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 15 menit,
- dengan ibukota Kabupaten Majalengka berjarak kurang lebih 37 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 60 menit,
- dengan ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung, berjarak kurang lebih 165 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 3 jam.
Secara geografis, Desa Panjalin Kidul berada pada
garis antara 108° – 1090 Bujur Barat dan antara 6° – 7° Lintang Selatan. Adapun
keadaan suhu di Desa Panjalin Kidul relatif cukup panas sekitar 28° Celcius
dengan kelembaban rata-rata antara 78 % – 84 %. Jumlah curah hujan rata-rata
2.500 mm/tahun dengan jumlah bulan basah sekitar 10 bulan pertahun.
Desa Panjalin Kidul berada pada ketinggian tanah
bervariasi antara 150 sampai 200 meter di atas permukaan air taut (dpa), dengan
bentuk relief permukaan tanah pedataran. Keadaan tanah umumnya berupa dataran
rendah dengan direlief oleh sungai-sungai kecil serta Sungai Ciwaringin di
sebelah timur. Sungai Ciwaringin ini, selain merupakan batas desa juga
merupakan batas Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Cirebon.
Was wilayah Desa Panjalin Kidul adalah 250 ha. Penggunaan lahan lebih banyak dimanfaatkan sebagai lahan produksi sebesar 151 ha yang berupa lahan sawah teknis sebesar 31 ha, semi teknis sebesar 36 ha, sederhana sebesar 17 ha, dan tadah hujan sebesar 67 ha. Penggunaan lahan untuk pemukiman atau perumahan penduduk sebesar 50 ha, dan sisanya terdiri atas tanah desa, pangangonan dan kuburan.
Was wilayah Desa Panjalin Kidul adalah 250 ha. Penggunaan lahan lebih banyak dimanfaatkan sebagai lahan produksi sebesar 151 ha yang berupa lahan sawah teknis sebesar 31 ha, semi teknis sebesar 36 ha, sederhana sebesar 17 ha, dan tadah hujan sebesar 67 ha. Penggunaan lahan untuk pemukiman atau perumahan penduduk sebesar 50 ha, dan sisanya terdiri atas tanah desa, pangangonan dan kuburan.
Persoalan yang cukup dirasakan warga adalah air bersih
dan tempat pembuangan limbah dapur. Pada saat musim kemarau panjang melanda
daerah ini maka air tanah yang menjadi sumber utama untuk mendapatkan air
bersih bagi masyarakat kadang-kadang sulit didapatkan karena sebagian besar
sumur-sumur yang ada surut airnya dan kering. Sementara itu, untuk memusnahkan
limbah dapur biasa dilakukan dengan cara dibakar atau dibuang ke aliran sungai.
Rabu, 28 Oktober 2015
Laporan Praktikum Biologi
LAPORAN
HASIL PRAKTIKUM
BIOLOGI ( TAPE SINGKONG )
SMA
NEGERI 1 DRAMAGA
2014/2015
Anggota :
- Moch Irfan Listanto
- M. Lutvy Novriansyah
- Nurani Andini
- Putri Nurhayati Pertami
- Reina Erviyana
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga
terselesainya makalah yang mengenai pembuatan
tape singkong. Melalui laporan ini saya ingin menjelaskan secara
sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Laporan ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana
proses pembuatan tape singkong dan manfaat yang ada di balik tape singkong
sebagai proses fermentasi makanan. “ Tak ada gading yang tak retak ” itulah
kata pepatah, demikian pula dengan laporan
ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada
para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran yang
bersifat membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini.
Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
membantu, hingga selasai laporan ini. Semoga makalah ini benar-benar
bermanfaat.
Dramaga, 6 Februari 2015
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................
1
DAFTAR ISI...............................................................................................................
2
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................................
3
1.1
Latar
Belakang.......................................................................................................3
1.2
Rumusan
Masalah..................................................................................................3
1.3
Tujuan Praktikum...................................................................................................3
BAB II LANDASAN
TEORI......................................................................................4
2.1 Pengertian
Bioteknologi.........................................................................................4
2.2 Pengertian
Fermentasi........................................................................................... 4
2.3 Pengertian Tape
Singkong.....................................................................................5
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 5
3.1 Waktu dan Tempat
Penelitian................................................................................5
3.2
Alat dan Bahan.......................................................................................................5
3.3
Langkah Kerja........................................................................................................7
BAB IV
PEMBAHASAN..........................................................................................................8
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................9
5.1 Kesimpulan............................................................................................................9
5.2
Saran.......................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk
menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia.Bioteknologi dibagi
menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi
modern.Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa
bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan
teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur
jaringan.
Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis
pengolahan makanan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di
tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil
proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.
Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah
tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong
(ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya
melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman
alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.
Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah
kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis
fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces
cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp.
Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.
1.2 Rumusan Masalah
Ø Bagaimana proses fermentasi dan cara pembuatan tape singkong?
1.3 Tujuan Praktikum
Ø Untuk mengetahui proses pembuatan
tape.
Ø Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi.
Ø Mendeskripsikan langkah-langkah proses pembuatan tape
singkong.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian
Bioteknologi
Bioteknologi
berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan
logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan
prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk
meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi
kepentingan manusia.bisa diartikan juga,Bioteknologi adalah penggunaan
biokimia, mikrobiologi, dan rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan
barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.
Bioteknologi
dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi
konvensional.Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah pembuatan
tape ini.Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa
genetika.
Ciri-ciri
utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikro organisme
tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan
produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.
Generasi
pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih
secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan
makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain.
Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai
contoh pembuatan kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses
dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan hormon.
Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh produksi
insulin.
2.2 Pengertian
Fermentasi
Fermentasi
adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa
oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik,
akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi
sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron
eksternal.
2.3 Pengertian
Tape Singkong
Tape
singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi.Makanan ini
populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa
Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai
peuyeum (bahasa Sunda).
Pembuatan
tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces
cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua
teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai
kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan
Tape
merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia,
terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3
hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan
Endomycopsis fibuligera.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1
Waktu dan Tempat Penelitian
Ø Waktu :
Rabu, 4 Februari 2015
Ø Tempat :
di rumah Siti Andini
3.2
Alat dan Bahan
a.
Bahan
Ø Singkong
Ø Daun pisang
Ø Ragi
Ø Air
b. Alat
Ø Panci
Ø Baskom
Ø Pisau
Ø Kain lap
Ø Sendok dan Garpu
Ø Kompor
3.3
Langkah Kerja
1.
Siapkan
semua alat dan bahan yang diperlukan.
2.
Kupas
singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
3.
Potong
singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4.
Cuci
hingga bersih singkong yang telah dipotong.
5.
Sementara
menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci sampai kira-kira terisi
seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6.
Setelah
air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong
¾ matang, kira-kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.
7.
Setelah
matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian
didinginkan.
8.
Sambil
menunggu Singkong dingin, siapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong
menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun
pisang.
9.
Setelah
singkong benar-benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi
dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan.
10. Singkong yang telah diberi ragi ini
kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus benar-benar
tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
11. Setelah singkong ditutupi dengan
daun pisang, diamkan selama 1-3 hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat
itulah singkong telah menjadi tape.
Sebelum
dikupas. Setelah dikupas dan dicuci bersih.
Proses pengukusan singkong.
Singkong diangkat.
Singkong ditata di wadah yang sudah
dilapisi daun pisang.
Proses penaburan ragi.
Singkong yang sudah ditaburi ragi ditutup
dengan daun pisang.
BAB IV
PEMBAHASAN
Pembuatan
tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong dapat
menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi
adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape
berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih,
terutama dari lemak atau minyak . Alat-alat yang berminyak jika
dipakai untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air
yang digunakan juga harus bersih.
Perubahan
biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi
glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta perubahan gula
menjadi alkohol dan asam organik. Reaksi dalam fermentasi berbeda - beda
tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara
singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui
fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5O H).
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 +
2C2H5OH + 2CO2 + 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau
sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi
Jalur biokimia yang terjadi,
sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya
melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi
aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi
tergantung produk akhir yang dihasilkan.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1
Kesimpulan
1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional)
karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas.
2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa
yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga
singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi
alkohol.
3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae)
mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula
yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun
tanpa diberi gula sebelumnya.
4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim
pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara
yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.
5. Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat
menyimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tape singkong terjadi selama
2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang
harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna.
Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses
fermentasi pada singkong harus tertutup rapat.
6. Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alcohol
yang dihasilkan.
5.2 Saran
Saran yang dapat kami sampaikan untuk praktikum-praktikum
selanjutnya yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih
memperhatikan bagaimana pembuatan tape tersebut supaya pembuatan tape tersebut
berlangsung sempurna.
PENUTUP
Demikian laporan penelitian yang dapat kami paparkan. Kami
sadar banyak sekali kekurangan dalam laporan ini. Walaupun demikian, kami
berharap laporan ini dapat memberikan manfaat yang berguna. Maka dari itu, kami
selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat
melakukan perbaikan dalam pembuatan laporan berikutnya.
DAFTAR
PUSTAKA
Langganan:
Postingan (Atom)