Minggu, 29 November 2015

Contoh Kliping



KLIPING
RUMAH ADAT JAWA BARAT
Untuk memenuhi Nilai Mata Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup
Rumah_Adat_Panjalin.jpg









 Disusun Oleh :
PUTRI NURHAYATI PERTAMI
KELAS : XI IPA 3

SMA NEGERI 1 DRAMAGA
TAHUN AJARAN 2015/2016




A. Rumah Adat Lengkong
Ø  Lokasi dan Lingkungan
Rumah tradisional yang terletak di Desa Lengkong, Kecamatan Garawangi, Kabupaten Kuningan ini merupakan rumah tinggal Hasan Maolani. Rumah tradisional ini letaknya di tengah pemukiman penduduk yang cukup padat dan rapat. Rumah ini merupakan satu-satunya rumah yang dibangun dengan kontruksi rumah panggung dan bahan kayu, bambu dan atap dan genteng.
Kecamatan Garawangi luas wilayahnya 4.073 kilometer persegi yang dihuni oleh 11.960 kepala keluarga. Jumlah penduduk 52.504 jiwa atau ratarata 1.289 jiwa/kilometer persegi.’ Komposisi penduduk menurut jenis kelamin terdiri dan 25.971 pria dan 26.633 wanita. Penduduk Desa Lengkong berjumlah 4.076 jiwa yang terdiri dari 992 kepala keluarga. Jumlah penduduk pria 2.084 jiwa dan penduduk wanita sebanyak 1.992 jiwa.
Desa Lengkong terletak tiga kilometer dari Ibu Kota Kecamatan Garawangi, serta empat setengah kilometer ke arah timur Kota Kuningan. Luas wilayah desa Lengkong 257.595 hektar dan terletak 380 meter di atas permuka laut. Wilayah tersebut terbagi menjadi 70 % berupa dataran dan 30 % perbukitan dengan kesuburan tanah sedang.


B. Rumah Adat Panjalin
Ø  Lokasi dan Lingkungan
Rumah adat Panjalin terletak di wilayah Desa Panjalin. Desa Panjalin adalah sebuah desa yang berada di lingkungan Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka. Sejak tahun 1982, Desa Panjalin telah dimekarkan menjadi dua desa, yaitu Desa Panjalin Kidul dan Desa Panjalin Lor. Desa Panjalin Kidul terletak di sebelah utara wilayah Kecamatan Sumberjaya dan berbatasan langsung dengan Kabupaten Cirebon. Adapun batas-batas daerah Desa Panjalin Kidul antara lain
  • Sebelah utara berbatasan dengan Desa Panjalin Lor Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka dan Desa Budur Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon,
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Panyingkiran Kecamatan Sumberjaya,
  • Sebelah barat berbatasan dengan Desa Rancaputat Kecamatan Sumberjaya Kabupaten Majalengka,
  • Sebelah timur berbatasan dengan Babakan Ciwaringin Kecamatan Ciwaringin Kabupaten Cirebon.
Secara administratif, pemerintahan Desa Panjalin Kidul terdiri atas lima buah dusun dan 9 Rukun Warga (RW). Setiap dusun dipimpin oleh seorang kepala dusun (Kadus) dengan membawahi sejumlah Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT). Rukun Tetangga (RT) di Desa Panjalin Kidul seluruhnya berjumlah 24 RT. Jabatan kepala dusun dipilih dan ditetapkan oleh kepala desa yang disebut kuwu dan disyahkan oieh Bupati Majalengka dengan Surat Keputusan. Dalam melaksanakan tugasnya, kepala dusun bertanggung jawab kepada kepala desa.
Jarak orbitrasi Desa Panjalin Kidul terhadap pusat-pusat pemerintahan relatif tidak terlalu jauh, antara lain
  • dengan ibukota Kecamatan Sumberjaya berjarak kurang lebih 5 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 15 menit,
  • dengan ibukota Kabupaten Majalengka berjarak kurang lebih 37 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 60 menit,
  • dengan ibukota Propinsi Jawa Barat, Bandung, berjarak kurang lebih 165 Km, dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor sekitar 3 jam.
Secara geografis, Desa Panjalin Kidul berada pada garis antara 108° – 1090 Bujur Barat dan antara 6° – 7° Lintang Selatan. Adapun keadaan suhu di Desa Panjalin Kidul relatif cukup panas sekitar 28° Celcius dengan kelembaban rata-rata antara 78 % – 84 %. Jumlah curah hujan rata-rata 2.500 mm/tahun dengan jumlah bulan basah sekitar 10 bulan pertahun.



Desa Panjalin Kidul berada pada ketinggian tanah bervariasi antara 150 sampai 200 meter di atas permukaan air taut (dpa), dengan bentuk relief permukaan tanah pedataran. Keadaan tanah umumnya berupa dataran rendah dengan direlief oleh sungai-sungai kecil serta Sungai Ciwaringin di sebelah timur. Sungai Ciwaringin ini, selain merupakan batas desa juga merupakan batas Kabupaten Majalengka dengan Kabupaten Cirebon.
Was wilayah Desa Panjalin Kidul adalah 250 ha. Penggunaan lahan lebih banyak dimanfaatkan sebagai lahan produksi sebesar 151 ha yang berupa lahan sawah teknis sebesar 31 ha, semi teknis sebesar 36 ha, sederhana sebesar 17 ha, dan tadah hujan sebesar 67 ha. Penggunaan lahan untuk pemukiman atau perumahan penduduk sebesar 50 ha, dan sisanya terdiri atas tanah desa, pangangonan dan kuburan.
Persoalan yang cukup dirasakan warga adalah air bersih dan tempat pembuangan limbah dapur. Pada saat musim kemarau panjang melanda daerah ini maka air tanah yang menjadi sumber utama untuk mendapatkan air bersih bagi masyarakat kadang-kadang sulit didapatkan karena sebagian besar sumur-sumur yang ada surut airnya dan kering. Sementara itu, untuk memusnahkan limbah dapur biasa dilakukan dengan cara dibakar atau dibuang ke aliran sungai.



Rabu, 28 Oktober 2015

Laporan Praktikum Biologi

LAPORAN HASIL PRAKTIKUM
BIOLOGI ( TAPE SINGKONG )






































SMA NEGERI 1 DRAMAGA
2014/2015
Anggota :

- Moch Irfan Listanto
- M. Lutvy Novriansyah
- Nurani Andini
- Putri Nurhayati Pertami
- Reina Erviyana


























KATA PENGANTAR

         

          Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Sehingga terselesainya makalah yang mengenai pembuatan tape singkong. Melalui laporan ini saya ingin menjelaskan secara sederhana tentang proses pembuatan tape khususnya bagi generasi muda. Laporan ini membantu untuk lebih jauh mengetahui tentang bagaimana proses pembuatan tape singkong dan manfaat yang ada di balik tape singkong sebagai proses fermentasi makanan. “ Tak ada gading yang tak retak ” itulah kata pepatah, demikian pula dengan laporan ini tentu masih mempunyai banyak kekurangan dan kesalahan, karena itu kepada para pembaca khususnya guru mata pelajaran ini dimohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi bertambahnya wawasan saya di bidang ini.
         


          Diucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang membantu, hingga selasai laporan ini. Semoga makalah ini benar-benar bermanfaat.






















Dramaga, 6 Februari 2015







Penyusun
DAFTAR ISI


KATA PENGANTAR................................................................................................ 1
DAFTAR ISI............................................................................................................... 2

BAB I PENDAHULUAN....................................................................................................... 3
1.1  Latar Belakang.......................................................................................................3
1.2  Rumusan Masalah..................................................................................................3
1.3  Tujuan Praktikum...................................................................................................3

BAB II LANDASAN TEORI......................................................................................4
2.1 Pengertian Bioteknologi.........................................................................................4
2.2 Pengertian Fermentasi........................................................................................... 4
2.3 Pengertian Tape Singkong.....................................................................................5

BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................. 5
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian................................................................................5
3.2 Alat dan Bahan.......................................................................................................5
3.3 Langkah Kerja........................................................................................................7

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................................................8

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN.......................................................................9
5.1 Kesimpulan............................................................................................................9
5.2 Saran.......................................................................................................................9
PENUTUP..................................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................11




BAB I
                                              PENDAHULUAN

1.1    Latar Belakang
Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia.Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan.

Pengolahan makanan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan makanan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape.

Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme.

Mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape.

1.2    Rumusan Masalah
Ø  Bagaimana proses fermentasi dan cara pembuatan tape singkong?

1.3    Tujuan Praktikum
Ø  Untuk mengetahui proses pembuatan tape.
Ø    Untuk mengetahui proses terjadinya fermentasi.
Ø    Mendeskripsikan langkah-langkah proses pembuatan tape singkong.






BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Bioteknologi
Bioteknologi berasal dari kata latin yaitu bio (hidup), teknos (teknologi = penerapan) dan logos (ilmu). Bioteknologi adalah cabang biologi yang mempelajari pemanfaatan prinsip ilmiah dan rekayasa terhadap organisme, proses biologis untuk meningkatkan potensi organisme maupun menghasilkan produk dan jasa bagi kepentingan manusia.bisa diartikan juga,Bioteknologi adalah penggunaan biokimia, mikrobiologi, dan rekayas genetika secara terpadu untuk menghasilkan barang atau lainnya bagi kepentingan manusia.

Bioteknologi dibagi ke dalam 2 bagian, yaitu bioteknologi modern dan bioteknologi konvensional.Salah satu contoh dari bioeknologi konvensional adalah pembuatan tape ini.Dan salah satu contoh dari bioteknologi modern adalah rekayasa genetika.

Ciri-ciri utama bioteknologi adalah adnya benda biologi berupa benda mikro organisme tumbuhan atau hewan, adanya pendayagunaan secara teknologi dan industri, dan produk yang dihasilkan adalah hasil ekstraksi dan pemurnian.

Generasi pertama adalah bioteknologi sederhana yaitu penggunaan mikroba yang masih secara tradisional dalam produksi makanan dan tanaman ataupun pengawetan makanan, sebagai contoh yaitu pembuatan tempe, tape, cuka, dan lain-lain. Generasi kedua adalah proses berlangsung dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh pembuatan kompos dan produksi bahan kimia. Generasi ketiga adalah proses dalam keadaan tidak steril, sebagai contoh produkasi antibiotic dan hormon. Generasi keempat adalah generasi bioteknologi baru, sebagai contoh produksi insulin.

2.2 Pengertian Fermentasi
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.

2.3 Pengertian Tape Singkong
Tape singkong adalah tape yang dibuat dari singkong yang difermentasi.Makanan ini populer di Jawa dan dikenal di seluruh tempat, mulai dari Jawa Barat hingga Jawa Timur. Di Jawa Barat, tapai singkong dikenal sebagai peuyeum (bahasa Sunda).

Pembuatan tapai melibatkan umbi singkong sebagai substrat dan ragi tapai (Saccharomyces cerevisiae) yang dibalurkan pada umbi yang telah dikupas kulitnya. Ada dua teknik pembuatan yang menghasilkan tapai biasa, yang basah dan lunak, dan tapai kering, yang lebih legit dan dapat digantung tanpa mengalami kerusakan

Tape merupakan makanan tradisional yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia, terutama orang sunda. Tape ini dibuat dengan cara difermentasikan selama 2-3 hari, dengan bantuan bakteri saccharomyces cerivisiae. Mucor chlamidosporus dan Endomycopsis fibuligera.
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1    Waktu dan Tempat Penelitian
Ø  Waktu                                   : Rabu, 4 Februari 2015
Ø  Tempat                                  : di rumah Siti Andini

3.2    Alat dan Bahan
a.       Bahan
Ø  Singkong
Ø    Daun pisang
Ø   Ragi
Ø   Air
b.      Alat
Ø  Panci
Ø    Baskom
Ø   Pisau
Ø   Kain lap
Ø  Sendok dan Garpu
Ø  Kompor

3.3    Langkah Kerja

1.      Siapkan semua alat dan bahan yang diperlukan.
2.      Kupas singkong dan kikis bagian kulit arinya hingga kesat.
3.      Potong singkong yang telah dikupas sesuai keinginan.
4.      Cuci hingga bersih singkong yang telah dipotong.
5.      Sementara menunggu singkong kering, masukkan air ke dalam panci sampai kira-kira terisi seperempat lalu panaskan hingga mendidih.
6.      Setelah air mendidih masukkan singkong ke dalam panci kukus, lalu kukus hingga singkong ¾ matang, kira-kira ketika ‘daging’ singkong sudah bisa ditusuk dengan garpu.
7.      Setelah matang, angkat singkong yang telah ¾ masak lalu taruh di suatu wadah, kemudian didinginkan.
8.      Sambil menunggu Singkong dingin, siapkan wadah sebagai tempat untuk mengubah singkong menjadi tape. Wadah itu terdiri dari baskom yang bawahnya dilapisi dengan daun pisang.
9.      Setelah singkong benar-benar dingin, masukkan singkong ke dalam wadah lalu taburi dengan ragi yang telah dihaluskan dengan menggunakan saringan.
10.  Singkong yang telah diberi ragi ini kemudian ditutup kembali dengan daun pisang. Singkong ini harus benar-benar tertutup agar mendapatkan hasil yang maksimal.
11.  Setelah singkong ditutupi dengan daun pisang, diamkan selama 1-3 hari hingga sudah terasa lunak dan manis. Saat itulah singkong telah menjadi tape.




 
   


Sebelum dikupas.                                              Setelah dikupas dan dicuci bersih.




            



Proses pengukusan singkong.


             

Singkong diangkat.
                 


Singkong ditata di wadah yang sudah dilapisi daun pisang.


             


Proses penaburan ragi.






Singkong yang sudah ditaburi ragi ditutup dengan daun pisang.




BAB IV
PEMBAHASAN

Pembuatan tape memerlukan kecermatan dan kebersihan yang tinggi agar singkong dapat menjadi lunak karena proses fermentasi yang berlangsung dengan baik. Ragi adalah bibit jamur yang digunakan untuk membuat tape. Agar pembuatan tape berhasil dengan baik alat-alat dan bahan-bahan yang digunakan harus bersih, terutama dari lemak atau minyak . Alat-alat yang berminyak   jika dipakai untuk mengolah bahan tape bisa menyebabkan kegagalan fermentasi. Air yang digunakan juga harus bersih.

Perubahan biokimia yang penting pada fermentasi tape adalah hidrolisis pati menjadi glukosa dan maltosa yang akan memberikan rasa manis serta perubahan gula menjadi alkohol dan asam organik. Reaksi dalam fermentasi berbeda - beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5O H).
Persamaan Reaksi Kimia:
C6H12O6 + 2C2H5OH + 2CO+ 2 ATP
Penjabarannya:
Gula (glukosa, fruktosa, atau sukrosa) + Alkohol (etanol) + Karbon dioksida +
Energi

Jalur biokimia yang terjadi, sebenarnya bervariasi tergantung jenis gula yang terlibat, tetapi umumnya melibatkan jalur glikolisis, yang merupakan bagian dari tahap awal respirasi aerobik pada sebagian besar organisme. Jalur terakhir akan bervariasi tergantung produk akhir yang dihasilkan.





BAB V
                                                KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1.      Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang  terbatas.

2.      Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa  menjadi alkohol.

3.      Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya.

4.      Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae  tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.

5.      Setelah melakukan penelitian, ternyata kami dapat menyimpulkan bahwa fermentasi yang terjadi pada tape singkong terjadi selama 2-3 hari. Selain itu juga, dalam proses pembuatan tape ini ada hal-hal yang harus diperhatikan supaya proses fermentasi tersebut berlangsung secara sempurna. Selama proses fermentasi tidak memerlukan oksigen. Oleh karena itulah, proses fermentasi pada singkong harus tertutup rapat.

6.      Lamanya proses fermentasi juga mempengaruhi kadar alcohol yang dihasilkan.

5.2 Saran

          Saran yang dapat kami sampaikan untuk praktikum-praktikum selanjutnya yaitu diharapkan kepada praktikan selanjutnya agar lebih memperhatikan bagaimana pembuatan tape tersebut supaya pembuatan tape tersebut berlangsung sempurna.




PENUTUP

          Demikian laporan penelitian yang dapat kami paparkan. Kami sadar banyak sekali kekurangan dalam laporan ini. Walaupun demikian, kami berharap laporan ini dapat memberikan manfaat yang berguna. Maka dari itu, kami selaku penulis mengharapkan kritik dan saran dari pembaca agar kami dapat melakukan perbaikan dalam pembuatan laporan berikutnya.




DAFTAR PUSTAKA